BUSINESS PROCESS
Proses Bisnis menurut Paul Harmon
(2003) adalah serangkaian akivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis dimana
mencakup inisisasi input, transformasi dari suatu informasi, dan menghasilkan
output. Sedangkan menurut Davenport dan Short (1990) proses bisnis dididefinisikan
sebagai satu set tugas logis yang saling berkaitan yang dilakukan untuk
mencapai hasil bisnis.
Pengertian
Dan Teknik BPA BPR BPI
BPI (Business process improvement) atau dalam bahasa indonesia Perbaikan proses bisnis (BPI)
ialah pendekatan sistematis untuk dapat membantu organisasi mengoptimalkan
proses yang mendasarinya untuk mencapai hasil yang lebih efisien.
Perbaikan
proses merupakan aspek pengembangan organisasi (OD) di mana serangkaian
tindakan yang diambil oleh pemilik proses untuk mengidentifikasi, menganalisis
dan meningkatkan proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi untuk memenuhi
tujuan dan sasaran baru, seperti meningkatkan keuntungan dan kinerja,
mengurangi biaya dan jadwal mempercepat. tindakan ini sering
mengikuti metodologi atau strategi khusus untuk meningkatkan kemungkinan hasil
yang sukses.
Proses
perbaikan mungkin termasuk restrukturisasi program pelatihan perusahaan untuk
meningkatkan efektivitas mereka. Proses perbaikan juga merupakan metode untuk
memperkenalkan perubahan proses untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa,
untuk lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan konsumen
Business Process Reengineering (BPR),
Rekayasa ulang proses bisnis ialah
pemikiran kembali secara fundamental serta perancangan kembali proses bisnis
secara radikal, dihasilkan dari sumber daya organisasi yang tersedia.
BPR ini menggunakan pendekatan untuk
perancangan kembali cara kerja dalam mendukung misi organisasi serta mengurangi
biaya. Perancangan ulang dimulai dengan penaksiran level tinggi terhadap misi
organisasi, tujuan strategis, serta kebutuhan pelanggan.
Business process
automation (BPA) ,
Otomatisasi proses bisnis , ialah
strategi bisnis menggunakan untuk mengotomatisasi proses untuk mengendalikan
biaya. Ini terdiri dari mengintegrasikan aplikasi, restrukturisasi sumber daya
tenaga kerja dan menggunakan aplikasi perangkat lunak di seluruh organisasi.
Teknik BPA BPR BPI
BPA(Business Process Automation)
1. Problem
Analysis.
ialah cara langsung requirment
analysis. Problem analysis berarti bertanya kepada user serta managers untuk
dapat melakukan identifikasi problem dengan sistem yang sekarang sudah ada dan
menjelaskan penyelesaian permasalahan yang terjadi didalam sistem. Hampir semua
pengguna sistem memiliki ide tentang bagaimana perbaikan dilakukan. Perbaikan
proses dari problem analysis biasanya sedikit serta bersifat incremental. Jenis
pebaikan ini biasanya efektif untuk dapat melakukan memperbaiki efisiensi
sistem. Namun baisanya monetary benefits yang diperoleh tidak besar. Yang jelas
ialah tentang perbaikan dari sistem yang sudah ada.
2. Root Cause
Analys.
Problem analysis bekerja dengan
berdasarkan asumsi yang bisa saja valid ataupun tidak valid. Umumnya orang
selalu dapat membuat kesimpulan sebelum melakukan pemikiran mengenai sebab
serta akibat . Biasanya kesimpulan ataupun tindakan yang akan dilakukan ialah
dengan mengobati gejala bukan akar permasalahannya. Didalam dunia nyata
permasalahan untuk melakukan perbaikan proses ialah dengan menggunakan
root cause. Pemecahan ialah bisa jadi mengobati gejala, bisa juga akar
permasalahan. , Namun yang jelas tanpa analisa yang mendalam akan terasa sulit
untuk memecahkan permasalahan serta menentukan mana yang gejala serta mana yang
akar permasalahan. Root cause analysis berfokuskan pada masalah bukan pada
pemecahan masalah.
BPI(Business Process Improvement)
1.Duration Analysis ini memerlukan
pembelajaran secara mendetail proses yang dilakukan didalam sistem yang
sekarang berjalan. Analisis dimulai dengan melihat waktu yang diperlukan secara
rata-rata untuk melakukan business process dalam menghasilkan output tertentu.
Lalu menghitung waktu yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan setiap
pekerjaan atau bagian proses didalam business sehari-hari. Waktu yang
diperlukan untuk dapat mengerjakan suatu bagian pekerjaan kemudian ditotal.
Selanjutnya akan dapat diketahui persentase dari pekerjaan tersebut secara
keseluruhan. Karena total dari masing-masing subproses bisa jadi lebih kecil
dari pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Permasalahan ini terjadi karena
sebagai berikut :
- Fragmentasi sub-process tidak baik.
- Process integration/parrarelization.
2. Activity-Based Costing ini sama
dengan analisa biaya dari setiap sub aktifitas. Jika ternyata biaya untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih besar dari biaya untuk melaksanakan seluruh sub
proses maka proses tidak dikelola dengan baik.
3. Informal Benchmarking.
Benchmarking berarti membandingkan
bagaimana organisasi lain dapat melakukan business process agar organisasi
dapat bekerja dengan lebih baik. Benchmarking mempunyai tujuan\ialah agar dapat
memperkenalkan idea bahwa karyawan dapat bekerja dengan lebih baik dengan cara
yang baru. Informal Benchmarking ialah istilah dimana karyawan dalam perusahaan
berkunjung sebagai customer untuk perusahaan lain.
BPR (Business Process Reenginering )
BPR ialah merubah cara bagaimana
organisasi beroperasi, yaitu dengan merubah cara bagaimana menjalankan business
serta membuat perubahan besar dikarenakan adanya ide serta teknologi yang
baru.
Adapun tehnik yang digunakan didalam
BPR ialah sebagai berikut:
- Outcome Analysis ialah yang berfocus pada pemahaman dari produk yang memberikan nilai yang baik kepada customer.
- Technology Analysis yang tujuannya ialah untuk dapat menerapkan bagaimana analis serta manager untuk membuat list atau daftar teknologi apa saja yang akan dibuat atau pun dimanfaatkan, dan untuk selanjutnya menentukan apa yang akan diterapkan didalam business process.
- Activity Elimination. Activity elimination ialah menghilangkan aktifitas yang kurang produktif serta menggantikannya dengan aktifitas yang produktif
Bisnis Proses Improvement (BPI) Amanda Brownies
“Amanda” merupakan
salah satu pilihan kuliner di Kota Bandung yang memiliki ciri khas dengan
kualitas produk yang tinggi. Sangat cocok untuk oleh-oleh, dengan ketahanan
produk original sekitar 4 hari dan produk 3 hari. Selain untuk oleh-oleh Amanda
juga dapat disajikan dalam rapat, arisan, maupun ulang tahun. Memulai penjualan
pada tahun 2000 dengan nama “Amanda” yaitu singkatan dari “Anak MANtu DAmai”.
Amanda
memiliki dua jenis tujuan yaitu tujuan untuk jangka panjang dan untuk jangka
pendek:
- Tujuan jangka panjang perusahaan : Membuka cabang di luar Bandung, Go Internasional / Go Global
- Tujuan jangka pendek perusahaan : Memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan, Memperluas daerah penjualan dan pemasaran di BandungPengembangan pabrik yang dapat mendukung proses produksi agar seimbang dengan kebutuhan konsumen.
Core
Process
|
Output
|
Outcome
|
Produksi
|
Brownies yang Enak
|
Kepuasan Konsumen
|
Marketing
|
Produk dikenali
|
Keuntungan perusahaan meningkat
|
Analisis SDM
|
SDM Berkualitas
|
Keberansungan perusahaan
|
Mengelola Keuangan
|
Keuangan terkontrol
|
Keberlansungan perusahaan
|
Berdasarkan jenisnya,
struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan Amanda Brownies adalah
struktur divisional. Dimana pada jenis ini sebuah kelompok struktur divisi
terdiri dari orang dengan berbagai fungsi untuk menyediakan pelanggan dengan
barang atau jasa. Struktur ini membuat subunit mudah untuk mengelola sebagai
perusahaan tumbuh. Struktur divisi tergantung pada masalah kontrol yang harus
dipecahkan (Gareth R. Jones). Pada struktur ini memiliki tipe kepemimpinan yang
terpusat atau lebih cenderung dipimpin oleh tiap kepala dari tiap-tiap divisi
(Produksi, Marketing, HRD dan Finance).
Banyak
pendatang baru yang mengkhususkan diri pada brownies kukus yang
berpotensi menjadi competitor Amanda, sebagai salah satu contoh yaitu brownies
kukus Vannisa, Vannisa sendiri berdiri sejak tahun 2005 dan sudah mempunai
beberapa cabang dibandung, tetapi untuk sekarang sudah jarang terdengar dan
terlihat lagi brownies kukus Vannisa karena orang-orang lebih memilih brownies
kukus Amanda. Kompetitor yang paling berpengaruh adalah Brand-brand seperti
Kartika sari, Maya sari, Prima Rasa, Bawean, Soes Merdeka dan lainnya. Mereka
sama-sama menawarkan produk seperti pisang bolen, brownies, kukus dan aneka
jajanan kue lainnya. Tetapi Amanda Tidak berhadapan lansung terhadap competitor
itu karena Amanda mengkhususkan dirinya pada brownies kukus. Tidak seperti yang
lain, yang baru menawarkan brownies semenjak Amanda Brownies meledak dipasaran.
Analisis kasus
Solusi terbaik yang dipilih untuk melakukan
proses perbaikan adalah Business Process Improvement. Alasan tidak memilih
Benchmarking karena Amanda Brownies adalah Market Leader. Dimana Amanda
Brownies sudah mempunyai suatu sistem yang sudah baik. Berbeda dengan Vanisa
Brownies posisinya adalah follower dari amanda brownies, karena Vanisa brownies
melakukan benchmarking dari amanda supaya perusahaan tersebut berkembang.
Selain itu amanda juga tidak menggunakan metode reengineering. Karena metode
tersebut membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit, selain itu
juga akan ada metode yang lebih baik dari reengineering yaitu Business
Process Improvement karena sebelumnya amanda brownies sudah memiliki proses
yang cukup baik hanya saja tinggal diperbaiki terus menerus (Continuous
Improvement) dimana dasar pemilihan metode ini yaitu adanya keluhan
pelanggan tentang pelayanan dibeberapa outlet Amanda Brownies. Dan juga
didasari oleh keingan untuk memperbaiki proses proses menjadi lebih baik.
Pemilihan metode inipun bertujuan untuk membuat proses lebih efektif dan
efisien.
Faktanya Amanda Brownies terus melakukan
perbaikan-perbaikan dan perkembangan setiap waktunya. Bila dilihat dari
permasalahannya yang pertama yaitu sulitnya calon pelanggan dari luar kota
menjangkau outlet Amanda Brownies yang jauh dari perkotaan ( tempat wisata
dibandung ) hal ini juga membuat menyebarnya outlet-outlet kecil dipinggir
jalan yang tidak resmi menjualkan produk brownies yang kualitasnya sudah
berkurang (sudah mendekati kadarluarsa tetapi masih tetap dijual , biasanya
pedagang ini tersebar dipinggir-pinggir jalan daerah dago, buah batu dan
pasteur). Lalu Amanda Brownies melakukan perbaikan-perbaikan dan mengembangkan
perusahaan tersebut dengan menambah cabang outlet-outlet yang letaknya berada
didaerah strategis seperti dago. Hal tersebut membuat outlet-outlet kecil yang
tidak resmi berkurang, karena calon pelanggan lebih memilih untuk membeli
produk amanda di outlet yang sudah tersebar didaerah strategis. Setelah
melakukan perbaikan perbaikan, akan ada masalah lagi dimana masalah yang datang
adalah masalah pelayanan. Para pelanggan mengeluhkan adanya pelayan yang tidak
memberikan pelayanan yang baik, dimana para pelayan masih memainkan handphone
saat ada pelanggan datang, lalu ada yang tidak ramah dan sebagainya. Laporan
ini didapat dari kritik dan saran pelanggan. Hal tersebut terjadi dibeberapa
cabang di Bandung dikarenakan tidak meratanya pengawasan terhadap pelayanan
outlet-outlet tersebut. Salah satu bentuk perbaikan dari amanda brownies adalah
dengan memberikan standar pelayanan yang baik untuk setiap cabangnya dan lebih
ditingkatkan lagi pengawasannya. Lalu Amanda Brownies juga menambahkan variasi
produknya seperti variasi rasa dan adanya produk baru lainnya. Hal
tersebut merupakan salah satu bentuk improvement dari Amanda Brownies yang
melakukan perbaikan terus menerus.
Comments
Post a Comment