JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP


REVISI JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PANCASILA
PROGRAM STUDI: PSIKOLOGI
MATA KULIAH: PSIKOLOGI BISNIS
Pengajar: Seta Wicaksana, M.Psi

I.                   Pilihan Ganda
1.      Leadership & Management; Knowledge Management & Organizational Culture; Strategic Intent and Infrasturucture & Management Technology adalah bagian dari Organizational Capital dalam Business Framework 2019.
2.      Yang termasuk ke dalam Human Capital dalam Business Framework 2019 adalah Indivual Competencies; Teamship Competencies, Organizational Competencies dan Societal & Environment Competencies
3.      Teori Organisasi Klasik adalah organisasi yang sangat tersentralisasi, tugas-tugas terspesialisasi, memberikan petunjuk mekanistik structural kaku & tidak mengandung kreativitas
4.      Birokrasi adalah suatu struktur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang menggabungkan depertamentalisasi fungsional dan produk tersebut
5.      Perusahaan Firma adalah badan usaha yang dididrikan & dimiliki oleh beberapa orang dengan memakai satu nama (salah satu anggota/nama lain) untuk kepentingan bersama
II.                Soal Benar – Salah
1.      Total Quality Control (TQC) yaitu mengutamakan kualitas, pengendalian berdasarkan fakta dan proses, sera mengutamakan aspek kemanusiaan
2.      Human Capital Mandate Business Partner adalah menyeleraskan Human Capital Strategy dengan Business Strategy
3.      Human Capital Mandate Employee adalah Memahami, merespon dan sebagai penasehat karyawan didalam  menjawab permasalahan karyawan yang terkait dengan Business Strategy
4.      Manajmen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan pengevaluasiaan keputusan-keputusan manjemen organisasi
5.       Variety – Based Positioning adalah memproduksi bagian kecil  (subset) sebuah produk dari industri tertentu
III.             Essay
1.      Business Psychology Framework adalah pendekatan yang menggabungkan ilmu mental dan perilaku manusia dengan resource. Yang teridir dari Vision & Mission, Philosophie & Values, Business Objective, Organizational Capital (Leadership & Management Capital;Knowledge Management & Organizational Culture; Strategic Intent), Human Capital (Individual Competencies, Teamship Competencies, Organizational Competencies)
2.      Business Psychology dalam pendekatannya menggabungkan lmu perilaku, mental dan kognisi manusia dengan ilmu Strategic Human Resources  Management, Behavioral Economic, Business dan  Psikologi Industri dan Organisasi (PIO)
3.       Teori neoklasik / teori / aliran hubungan manusiawi (The human relation movement), Dikembangkan atas dasar teori klasik, menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, organisasi sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Dimulai dengan inspirasi percobaan - percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
4.      Penyebab dan Penentu Struktur Organisasai:
·         Strategi: 
a.       Inovasi
Suatu strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang utama
b.      Minimasi biaya
Suatu strategi yang menekankan kontrol biaya yang ketat, penghindaran pengeluaran inovasi / pemasaran yang tidak perlu dan penekanan harga
c.         Imitasi
Suatu strategi yang berupaya untuk pindah ke produk baru / pasar baru hanya setelah terbukti kelangsungan hidupnya
·                  Ukuran Organisasi
·                  Teknologi
Bagaimana suatu organisasi mentransfer masukannya menjadi keluaran
·         Lingkungan
Lembaga - lembaga / kekuatan - kekuatan di luar organisasi yang secara potensial mempengaruh kinerja organisasi
5.      Bentuk kepemimpinan Manajemen dan Kepemimpinan Gaya Jepang yaitu sangat disiplin serta pekerja keras, loyal terhdap pimpinan dan perusahaan, system pendidikan nya yang relevan, mau menerima perubahan demi kemajuan. Serta ciri kebudayaan jepang yang mempunyai hubungan kerja seumur hidup, proses pengendalian keputusannya yang formal dengan mengedarkan semua usulan untuk capi consensus organisasi, rotasi pegawai yang teratur, mengandalkan tata hubungan KEBAPAKAN, menggunakan TQC dan QCC.
Sedangkan gaya manajemen Bangsa Indonesia belum ada/ belum nyata. Mencoba menciptakan Manajemen khas Indonesua dengan ciri kekeluargaan, gotong royong, dan musyawarah. Yang berbeda antara gaya Manajemen dan Kpemimpinan terhada[ Gaya Jepang dan Bangsa Insonesia adalah kebiasaan masyarakatnya. Jepang sangat terkenal dengan disiplin serta pekerja keras sedangkan Bangsa Indonesia sebaliknya. Loyalitas Bngsa Indonesia terhadap perusahaan juga sangat kurang karena Bangsa Indonesia yang sangat ingin mencoba / mencari pengalamn yang berbeda di berbagai perusahaan.
6.      Pancasila sebagi dasar sistem  manajemen Indonesia
Sila 1: pembangunan manusia seutuhnya, memperhatikan kesejahteraan jasmani dan rohani (jiwa dan badan)
Sila 2 : tidak memeralat manusia sebagai faktor produksi (mesin), memanusiakan manusia sesuai harkat dan martabatnya
Sila 3: kepentingan manusia (individu)
Sila 4: pengambilan keputusan
Sila 5: tujuan perusahaan (laba, keadilan sosiak bagi semua orang)
7.      Langkah-langkah membangun coroorate culture di suatu organisasi/ perusahaan, yaitu:
a.       Membentuk tim corporate culture/ kajian dokumen/ diskusi: tim Corporate Culture terdiri dari professional yang kompeten dan berpikiran corporate, sebaiknya berjumlah ganjil dan tanggung jawab kepada top management/ Founder/ CEO/ Owner.
b.      Kajian dokumen/ diskusi: tim corporate yang membangun corporate culture sendiri melakukan kajian dokumen (peraturan perusahaa, perjanjian kerja bersama, standar prosedur kerja, struktur organisasi, mekanisme bekerja, petunjuk pelaksanaan kerja, dsb) yang nantinya hasil kajian tersebut di diskusikan dalam tim sebagai bahan usulan/ rekomendasi/ laporan kepada CEO/ Founder/ Owner.
c.       Leadership Action: Top Management / CEO / Founder / Owner sebagai  Figur Panutan (Role Model) dalam menerapkan Corporate Culture, Penerapan Program - program Perusahaan untuk menunjang pemberdayaan Corporate Culture, Secara aktif mengkomunikasikan Corporate Culture, Penyelarasan nilai - nilai Corporate Culture dengan Visi, Misi dan Strategi  Perusahaan
d.      Kerangka penyelarasan nilai-nilai dan perilaku organisasi: apa yang ingin dicapai, keyakinan, perilaku yang harus dimiliki, kompetensi yang harus dibutuhkan organisasi perusahaan dan ditampilkan anggota organisasi.
e.        Memetakan Visi, Misi, Strategi, Nilai-nilai dan perilaku utama perusahaan: merumuskan visi misi bersama Top Management/ Founder/ Owner
f.        Penggalian nilai-nilai dan perilaku utama perusahaan: digali dari top management/ founder/ owner/ serikat pekerja/ karyawan/ anggota organisasi melalui wawancara, brain storming, studi kasus, seminar, FGD, dsb.
g.      Wawancara top management/ group, merangkum hasil wawancara, FGD
h.      Merangkum hasil kajian yuntuk disampaikan kepada manajemen
i.        Merumuskan nilai-nilai corporate culture: manajemen memberikan tanggapan terhadap hasil kajian tim corporate culture
j.        Pencapaian consensus bersama: top management membuat surat keputusan
k.      Penyusunan corporate culture
l.        Merumuskan strategi dan desain program sosialisasi corporate culture
m.     Pengembangan mekanisme monitoring dan evaluasi
8.      Kunci sukses penerapan coroporate culture: komitmen owner/ top management, role model, simultan, evaluasi konsep.
9.      Needs – based positioning adalah perusahaan yang melayani sebagian besar atau bahkan seluruhkebutuhan dari sekelompok konsumen tertentu. Contohnya: Kimia Farma berusaha memenuhi kebutuhan akan obat-obatan serta kosmetik, tidak hanya itu Kimia Farma menciptakan produk kosmetik nya sendiri yaitu VENUS, bahkan beberapa cabang Kimia Farma membuka klini/ praktek dokter sendiri dan melayani konsultasi dokter. Hal ini dilakukan tidak hanya semata-mata untuk target pasarnya melainkan cara berbeda yang dilakukan pesaing.
10.  Swot Analysis, Proses yang melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matriks SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

IV.             Studi Kasus
Oshin Department Store (ODS) adalah sebuah perusahaan ritel Jepang yang didirikan oleh seorang veteran Perang Dunia II pada tahun 1845 dan pada saat ini memiliki ratusan Department Store di kawasan Asia PAsifik dan baru saja membuka cabang keduanya di Jakarta Timur serta mempunyai total karyawan sebanyak 1.000 orang dengan total luas lantai 50.000 m2. Tahun ini ODS berencana membuka cabang ketiganya di Bogor dan cabang keempat di Jakarta Selatan. Sementara cabafng pertamanya telh dibuka di Jakarta Barat sekitar 4 tahun yang lalu. ODS memiliki Corporate Culture: Integrity – Open Mind – Time Work – Strive for Excellence – Delight Customer. Takeshi pendiri dan pemilik utama ODS, meyakini bahwa dengan berpegang teguh pada values tersebut, mereka dapat mengubah visi mereka: “Menjadi Paritel Terbesar di Kawasan Asia Pasfik” menjadi relaitas.

Wakaupun ODS telah mendunia dan kompensasi yang diterima oleh karyawannya lebih dari cukup ada saja masalah-masalah yang terjaid terutama yang terkait dengan situasi dan kondisi negara setempat. Banyak hal-hal yang di negara lain bukan menjadi kendla utama namun justru di Indonesia menjadi kendala, misalnya: masalah disiplin dan pembinaannsumber daya manusia, angka kehilangan, customer service dan mutu barang. Walaupun deikian hal tersebut dapat diatasi dengan baik oleh Penoyeh, 50 tahun, Chief Operating Officer (COO) nya yang memang pakar dibidang ritel dan memiliki jam terbang yang begitu panjang sehingga operasional ODS berjalan dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.

Namun akhir-akhir ini ada kejadua yang membuat Penoyeh galau yaitu ketika, Bokjul, 35 tahun, calon Store Manager cabang ketiga di Bogor yang akan segera di buka sebelum lebaran tahun ini dan telah menjalani training selama 3 bulan di Vietnam yang selanjutnya akan di training di Jepang selama sebulan tiba-tiba terkena Hepatitis B ketika menjalani Medical Check Up tahunan. Puncak kegalauan Penoyeh adalah ketika tahu bahwa Bokjul talah mengadakan syukuran bersama keluarga besar dan teman-temannya di sebuah Café yang cukup mewah akhir pekan lalu karena baginya ini adalah puncak karir yang telah lama diimpikannya dan patut dirayakan secara istimewa. Bokjul adalah tipe pekerja sangat keras yang berasal dari keluarga sederhana dan mengawali karirnya dari bawah yaitu sebagai pramuniaga. Berbagai Department dari mmens, ladies, kids, tiys, shoes and bag, home sampai supermarket telah dilaluinya dnegan tekun dan penuh kesabaran. Sebelum bergabung di ODS , Bokjul adalah seorang Supervisor di Bulan Department Store (BDS) yang memiliki lebih dair 100 toko diseluruh Indonesia.

Di sela-sela tugasnya yang irregular working hours, Bojkul berhaisl menyelesaikan studi S1 nya di bidang Ekonomi Manajemen. Penoyeh dapat saja membatalakan keberangkatan Bojkul ke Jepang naun syangnya ia tka memiliki caln pengganti, sementara waktu pembukaan took semakin dekat. Inilah kelalaian Penoyeh yang begitu yakin kalua Bojkul tidak memiliki kendala apapun disaping tentu saja untuk penghematan mengingat bisnis ritel akhir-akhir ini tidak begitu menggembirakan kondisinya. Pembatalan keberangkatan Bokjul juga akan memukul semangatnya yang jatuh ketika nadir karena pasti Bojkul malu dengan keluarga da teman-temannya disamping keperayaan karywan kepada Manajemen pun terusik walaupun akhirnya mereka tahu  sumber penyebabnya. Namun kalua ia membiarkan Bokjul tetap megikuti training di Jepang dengan etos kerja yang sangat tingggi sungguh suatu resiko yang tidak dapat dimanfaatkan bila terjadi sesuatu terhadap kesehatan Bokjul.
1.      Yang terjadi pada Oshin Department Store (ODS) adalah:
-          Kelalaian Penoyeh sebagai COO yang sangat yakin kalua Bokjul tidak memiliki kendala apapun
-          Bokjul calon store manager cabang ke-3 di Bogor tiba-tiba terkena hepatitis B saat akan training di Jepang sebagai lanjutan training nya yang sebelumnya dilakukan di Vietnam
-          Tidak mempunyai calon pengganti Bokjul sedangkan pembukaan took yang semakin dekat
2.      Yang harus dilakukan oleh Penoyeh sebagai COO harusnya memikirkan dengan matang strategi-strategi dan kriteria dalam penerimaan karyawan supaya dapat merekrut calon karyawan cadangan yang mempunyai kulaitas menyetarai Bokjul dalam kasus ini.
Bokjul seharusnya melakukan medical check-up minimL 6 bulan sekali diluar dari pemeriksaan kesehatan yang ada di kantor. Sehingga Bokjul dapat mengantisipasi apa saja yang bisa mengancam karir nya dalam pekerjaan.
3.      SWOT analisis adalah Metode Perencanaan Strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang & ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis..
-          Strength dalam ODS
o   Memiliki ratusan Department Store di kawasan Asia Pasifik
o   Memiliki Corporate Culture: Integrity – Open Mind – Time Work – Strive for Excellence – Delight Customer
o   Pemiliki utama ODS berpegang teguh pada values Corporate Culture: Integrity – Open Mind – Time Work – Strive for Excellence – Delight Customer
-          Weakness dalam ODS
o   Situasi dan kondisi negar setempat
o   Gaya kepemimpinan, gaya manajemen, dan individu negara setempat
-          Opportunity dalam ODS
o   Dalam waktu dekat membuka cabang ke-3 di Bogor dan cabang ke-4 di Jakarta Selatan
o   Mengubah visi mereka: “Menjadi Paritel Terbesar di Kawasan Asia Pasfik” menjadi relaitas
-          Treath dalam ODS
o   Calon store manager cabang Bogor terkena penyakit Hepatitis B
o   Tidak mempunyai calon pengganti stire manager yang baru karena pembukaan toko dalam waktu dekat
o   Perusahaan pesain lain
o   Kondisi dan situasi negara setempat
4.      Bila saya menjadi Chief Human Capital Officer di ODS saya akan meminta Bokjul untuk berobat jalan dan check up secara rutin dengan dibiayai oleh perusahaan demi menunjang kesejahteraan pekerjanya agar dapat melanjutkan trainingnya ke Jepang dan menjadi Store Manager di Bogor dan pembukaan toko tidak perlu diundur. Atau jika kondisi Bokjul saat tidak memungkinkan berangkat ke Jepang training dapat dilakukan by technology sembari Bokjul melakukan pengobatan dan perawatan penyakitnya.
5.      Kompetensi yang perlu dikembangkan oleh Penoyeh dan Bokjul yaitu pengembangan sentralitas dimana pemngambilan keputusan dapat diarahkan pada satu titik atau jabata. Penoyeh harus lebih selektif lagi dalam memilih calon karyawan.

Comments

Popular Posts